Ini Kata Pakar Mengapa Ide Cemerlang Kerap Muncul di Kamar Mandi? Begini Penjelasan Ilmiah  Cara Kerja Otak dari Orang-orang Kreatif

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Beberapa orang menganggap kamar mandi adalah sumber inspirasi; tempat munculnya ide-ide cemerlang yang terkadang tidak diduga. Jika Anda kerap mendapatkan "pencerahan" di kamar mandi, ini bukanlah suatu kebetulan. Para ilmuwan memiliki penjelasan ilmiah di balik fenomena ini. Ilmuwan jelaskan penyebab munculnya ide-ide kreatif di kamar mandi Dilansir dari National Geographic, penelitian dari 15 tahun terakhir menunjukkan bahwa seseorang lebih mungkin memiliki terobosan kreatif ketika mereka melakukan kegiatan yang tidak memerlukan banyak pemikiran; aktivitas yang dilakukan secara autopilot tanpa banyak berpikir. 

Hal ini memungkinkan pikiran untuk mengembara atau terlibat dalam kognisi spontan, yang menurut para ahli membantu memulihkan ingatan yang tidak biasa sehingga menghasilkan ide-ide baru.

Mengutip kompas.com, Kalina Christoff, ahli saraf kognitif di University of British Columbia, Vancouver, mengatakan bahwa ini adalah pengalaman manusia yang cukup universal. Namun, Christoff menjelaskan, 

orang-orang sering terkejut ketika menyadari bahwa ide-ide yang menarik muncul pada waktu yang tidak terduga karena narasi umum mengatakan bahwa kita harus mendapatkannya melalui kerja keras. Jaringan mode default Saat ini, para ahli mulai memahami mengapa pemikiran cerdas muncul selama aktivitas yang lebih pasif. Kuncinya, menurut penelitian terbaru, adalah pola aktivitas otak dalam jaringan mode default, yang terjadi saat seseorang beristirahat atau melakukan tugas rutin yang tidak memerlukan banyak perhatian. 

Para peneliti telah menunjukkan bahwa jaringan mode default, yang menghubungkan lebih dari selusin wilayah otak, menjadi lebih aktif selama kita melakukan aktivitas pasif daripada saat melakukan kegiatan yang menuntut fokus. Sederhananya, Roger Beaty, ahli saraf kognitif dan direktur Cognitive Neuroscience of Creativity Lab di Penn State University, menjelaskan bahwa jaringan mode default adalah keadaan kembali otak ketika kita tidak berkegiatan secara aktif.

Sebaliknya, saat kita mengerjakan tugas yang menuntut fokus, sistem kontrol eksekutif otak membuat pemikiran tetap terfokus, analitis, dan logis. Baca juga: Benarkah Otak Manusia Berhenti Berkembang di Usia 25 Tahun? Sebagai catatan, meskipun jaringan mode default memainkan peran kunci dalam proses kreatif, hal itu bukan satu-satunya jaringan yang penting.

 Menurut Beaty, jaringan lain juga berperan sejauh memodifikasi, menolak, atau menerapkan ide.

Orang-orang Kreatif? 

Seperti diketahui pernahkah Anda membayangkan bagaimana kerja otak dari Leonardo DaVinci, Pablo Picasso, Affandi, atau seniman dunia lainnya? Mungkin para seniman tersebut memiliki cara mereka sendiri untuk menghasilkan ide yang orisinil. Tapi temuan terbaru telah mengungkapkan bahwa yang terjadi di otak orang kreatif ternyata tak begitu individual.

Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan melaporkan bahwa ada pola khas aktivitas saraf yang menandai orang-orang paling kreatif ini.

 "Kami telah mengidentifikasi pola konektivitas otak yang bervariasi antar-orang, namun jika dikaitkan dengan kemampuan maka akan tercipta ide kreatif," ungkap Roger Beaty, salah satu penulis penelitian ini dikutip dari The Guardian, seperti dilansir Senin (15/01/2018). 

"Ini tidak seperti kita memprediksi siapa yang akan menjadi Einstein berikutnya, tapi kita bisa merasakan dengan baik betapa fleksibelnya pemikiran seseorang," sambung psikolog di Harvard University tersebut. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini menggunakan mesin functional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk mengamati otak relawan saat menyelesaikan tugas-tugas kreatif.

 Mesin fMRI ini mengukur aliran darah di antara area otak yang berbeda dari 163 relawan. Hasil awalnya menunjukkan bahwa tugas kreatif mengaktifkan 3 bidang utama otak, yaitu jaringan awal, jaringan fungsi kontrol eksekutif, dan jaringan saliensi.

Jaringan awal sejak dulu dikaitkan dengan kreativitas, karena bertanggung jawab atas tugas seperti imajinasi, melamun, hingga berpikir spontan. Sedangkan jaringan fungsi kontrol eksekutif terlibat dengan fungsi kognitif seperti memori dan bahasa. 

Terakhir, jaringan saliensi bertugas untuk menyaring rangsangan dari luar. Meski ketiga wilayah tersebut tampaknya berhubungan dengan pemikiran kreatif, tapi hubungan yang lebih kuat ditunjukkan dengan lebih banyaknya aliran darah yang sekitar ketiga area tersebut. 

"Anda punya tiga sistem berbeda yang berada di bagian berbeda dari otak, tapi mereka saling mengaktifkan satu sama lain," ungkap Beaty dikutip dari Live Science, Senin (15/01/2018). 

"Orang yang lebih mampu mengaktifkan ketiganya, biasanya memiliki pemikiran yang lebih kreatif," imbuhnya.

Hubungan antara koneksi otak dengan kreativitas ini bergitu kuat. Bahkan, para peneliti bisa memprediksi seberapa kreatif jawaban para relawan dalam tugas-tugasnya hanya dengan membaca hasil fMRI mereka. Dengan kata lain, orang-orang kreatif sebenarnya terhubung dengan cara yang berbeda. Selain itu, orang kreatif lebih dapat mengendalikan koneksi di otak mereka. 

Sayangnya, belum jelas apakah orang kreatif muncul dengan cara ini atau jika mereka sering melakukan tugas-tugas kreatif maka mereka membangun koneksi ini. 

"Itu sama sulitnya dengan menentukan apakah ayam atau telur yang ada terlebih dahulu, karena penelitian ini korelasional," ungkap Beaty pada Newsweek edisi Rabu (17/01/2018). 

Saat ini, Beaty dan timnya sedang berencana untuk mencari pola aktivitas serupa di bidang tertentu seperti menulis atau bermain musik. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui apakah aktivitas otak dapat berubah saat seseorang lebih mahir dalam keterampilan tertentu.***